BANDA ACEH, Lingkar.news – Pemerintah Aceh melalui Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi melaporkan dampak akibat bencana hidrometeorologi berupa banjir bandang yang melanda sejumlah kabupaten/kota di provinsi setempat hingga 30 November 2025.
Juru Bicara Pengendali Komunikasi Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh Murthalamuddin menyebutkan ribuan warga masih terdampak dan membutuhkan penanganan cepat.
Pihaknya mencatat terdapat 89.959 kepala keluarga (KK) atau 441.842 jiwa terdampak. Sebanyak 80 orang meninggal dunia, 330 mengalami luka berat, 1.284 luka ringan, dan 71 warga dinyatakan hilang.
“Angka ini menunjukkan bahwa bencana hidrometeorologi Aceh memberikan dampak yang sangat serius terhadap masyarakat. Pemerintah terus memperkuat upaya evakuasi, pelayanan kesehatan, dan penyediaan bantuan logistik,” ujarnya.
Ia mengatakan hingga kini terdapat 229 titik pengungsian dengan total 52.162 kepala keluarga atau 207.017 jiwa yang mengungsi akibat bencana tersebut.
32 SD di Aceh Barat Terdampak Banjir Bandang, 2 Sekolah Hancur
Lebih lanjut, Murthalamuddin mengungkapkan kerusakan materiel turut meluas di berbagai sektor. Untuk fasilitas umum, pihaknya mencatat kerusakan pada 9 unit perkantoran, 19 tempat ibadah, 12 sekolah, dan 1 pondok pesantren. Selain itu, sebanyak 261 titik jalan dan 77 jembatan terputus sehingga menghambat akses distribusi bantuan.
“Kerusakan infrastruktur, khususnya jalan dan jembatan, menjadi perhatian serius karena menghambat distribusi bantuan ke beberapa wilayah terdampak. Tim gabungan sedang melakukan pembukaan akses darurat di sejumlah titik kritis,” jelasnya.
Di sektor harta benda, Murthalamuddin mengatakan sebanyak 26.736 unit rumah terdampak atau rusak. Selain itu, 138.280 hektare sawah dan 12.000 hektare kebun mengalami kerusakan. Meski demikian, tidak ada laporan hewan ternak yang hilang atau mati.
Murthalamuddin menyebut Pemerintah Aceh terus berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota, TNI, Polri, relawan, serta kementerian/lembaga untuk mempercepat evakuasi di wilayah rawan serta memastikan distribusi kebutuhan dasar seperti pangan, air bersih, dan layanan kesehatan di seluruh titik pengungsian.
Presiden Rusia Vladimir Putin Sampaikan Duka atas Tragedi Banjir Sumatera
Selain itu, asesmen cepat terhadap kerusakan fasilitas umum dan rumah warga terus dilakukan sebagai bagian dari persiapan pemulihan awal pascabencana.
Ia mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan masih dapat terjadi. Warga di daerah rawan banjir dan longsor diminta mengikuti arahan petugas dan segera mengungsi jika kondisi mengharuskan.
“Kami memastikan seluruh informasi resmi terkait penanganan bencana akan terus diperbarui melalui kanal komunikasi Pemerintah Aceh. Kami mengajak masyarakat tetap tenang, meningkatkan kewaspadaan, dan tidak mudah terpengaruh informasi yang belum terverifikasi,” pungkasnya.
Sumber: Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh
Editor: Rosyid