Firman Soebagyo Nilai Pernyataan Cak Imin Soal Taubat Nasuha Tak Tepat saat Kondisi Bencana

JAKARTA, Lingkar.news Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo, menyesalkan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), yang sebelumnya mengajak koleganya di kabinet untuk melakukan “Tobat Nasuha” saat merespons bencana alam yang melanda sejumlah daerah.

Menurut Firman, pernyataan tersebut tidak tepat diucapkan di ruang publik ketika masyarakat sedang menghadapi situasi duka.

Firman menilai, sebagai tokoh agama sekaligus pejabat negara, Menko Cak Imin seharusnya mampu mempertimbangkan dampak politik maupun sosial sebelum menyampaikan pernyataan. Ia menegaskan bahwa ungkapan “Tobat Nasuha” memiliki konteks religius yang tidak selayaknya dilekatkan begitu saja pada peristiwa bencana.

“Ucapan itu tidak tepat disampaikan di depan publik dalam suasana duka. Sebagai tokoh agama sekaligus pejabat negara, mestinya lebih memahami arti ‘Tobat Nasuha’,” ujarnya, Selasa, 2 Desember 2025.

Selain menyoroti pernyataan Menko, Firman mengingatkan bahwa kerusakan hutan, yang kerap dikaitkan dengan penyebab bencana hidrometeorologi, bukanlah persoalan yang muncul dalam hitungan satu atau dua tahun. Melainkan akumulasi kebijakan selama 15–20 tahun terakhir.

“Sebagai Kader Partai Golkar yang cukup lama mengawal sektor kehutanan, saya lebih paham daripada Cak Imin kalau tentang kehutanan. Sebagai Menko, harus memahami bahwa kerusakan hutan ini sudah terjadi sejak lama, bukan baru sekarang,” tegas legislator yang membidangi Pertanian, Kelautan, dan Perikanan selama 4 periode menjabat DPR RI.

Firman juga menilai bahwa dalam situasi bencana seperti sekarang, para menteri semestinya mengutamakan kerja kolaboratif, bukan saling lempar pernyataan yang justru menimbulkan polemik di tengah masyarakat.

Firman menyampaikan bahwa fokus pemerintah saat ini seharusnya tertuju pada upaya percepatan penanganan korban bencana. Ia menekankan pentingnya soliditas antarmenteri agar instruksi Presiden dapat berjalan efektif di lapangan.

“Sebagai menteri harusnya dalam situasi duka seperti ini, mereka lebih konsentrasi membantu presiden menyelesaikan masalah korban bencana yang sedang menimpa saudara kita di berbagai daerah. Itu jauh lebih arif dan bijak, bukan saling menyalahkan sesama kolega di kabinet Merah,” pesannya.

Firman berharap para pejabat negara lebih berhati-hati dan bijaksana dalam menyampaikan pernyataan, terutama ketika masyarakat sedang menghadapi masa krisis.

Jurnalis: Nailin RA