Erupsi Lagi, Gunung Marapi Lontarkan Batu Api Disertai Dentuman Keras

LUBUK BASUNG, Lingkar.news Gunung Marapi dengan ketinggian 2.891 mdpl di Sumatera Barat kembali mengalami erupsi dengan mengeluarkan suara dentuman dan gemuruh serta melontarkan batu api, pada Sabtu, 13 Januari 2024.

Petugas Pemantau Gunung Api (PGA) Marapi, Teguh Purnomo membenarkan adanya material lava yang keluar dari erupsi Marapi.

“Iya mengeluarkan lava, erupsi dengan tinggi kolom abu tidak teramati. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30.3 mm dan durasi sementara 34 detik,” kata Teguh.

75 Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan, Operasi Pencarian Dihentikan

Namun, ia tidak memberikan informasi lebih jauh terkait lava atau batu api yang keluar dari kawah Marapi serta arah dan jauh lontarannya.

PGA mencatat sejak awal Desember 2023 hingga Sabtu, 13 Januari 2024 pagi terjadi letusan Gunung Marapi sebanyak 123 letusan dan 655 hembusan.

Saat ini Gunung Marapi berada pada Status level III (siaga) dengan rekomendasi masyarakat dilarang memasuki dan tidak melakukan kegiatan dalam wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (kawah verbeek).

Erupsi Gunung Marapi Sulit Dideteksi, Ini Imbauan Penting bagi Masyarakat

“Saya dan Tim Siaga Marapi menginap di masjid perkampungan sejauh 5 kilometer dari puncak saat Marapi meletus. Saya dan warga lain melihat jelas adanya lontaran batu api dari puncak,” kata pewarta foto ANTARA yang berada di posko, Iggoy el Fitra (43), pada Sabtu, 13 Januari 2024.

Iggoy dengan beberapa orang relawan dari TNI-Polri dan BPBD berada di Jorong Batang Silasiah, Desa Bukit Batabuah, Kabupaten Agam yang menjadi salah satu lokasi pendirian Posko Siaga Marapi.

Ia mengatakan, saat erupsi terdengar dentuman keras beberapa detik dan pijaran cahaya ari lontaran batu api bisa dilihat secara kasat mata.

Pendaki yang Hilang di Gunung Marapi Belum Ditemukan hingga Pagi Ini

“Suara keras berdentum seperti bom membangunkan hampir seluruh relawan dan warga sekitar. Cahaya kemerahan jelas terlihat di sekitar puncak hingga 1 menit, kemudian kembali padam,” ungkapnya.

Menurutnya, sebelum terjadinya erupsi pada dini hari Sabtu, 13 Januari 2024, beberapa warga sempat mengungsi ke lokasi lebih jauh, karena takut dengan suara gemuruh yang sering terdengar.

“Suara gemuruh sering terdengar meski Marapi tidak erupsi. Dua keluarga kami lihat mengungsi mandiri ke rumah kerabatnya yang berada lebih jauh dari jarak lima kilometer ini dengan alasan anak-anak mereka ketakutan,” pungkasnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)