Penyebab Ratusan Siswa Keracunan MBG di Garut Belum Diketahui

GARUT, Lingkar.news Satuan Tugas (Satgas) Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kabupaten Garut, Jawa Barat menyatakan keracunan massal di Kecamatan Kadungora hingga Senin, 29 September 2025 belum diketahui penyebabnya.

Sekretaris Daerah Pemkab Garut juga pimpinan SPPG Garut Nurdin Yana mengatakan uji laboratorium sampel menu makan bergizi gratis (MBG) belum ada hasilnya.

“Hari ini belum mendapatkan hasilnya ya, itu kan kemarin hasil akan keluar 5-7 hari, ini kan sudah lebih, nah saya belum cek, dan saya belum dapat laporan,” ujarnya, Senin, 29 September 2025.

Menurutnya, Dinas Kesehatan (Dinkers) Garut sudah melakukan upaya penanganan medis terhadap korban keracunan yang semuanya sudah pulih.

Tim dari Dinkes Garut juga sudah mengambil sampel makanan pada menu MBG yang disajikan oleh SPPG di Kecamatan Kadungora untuk dilakukan uji laboratorium di Bandung.

“Mungkin daerah lain sudah ya, tapi saya belum pantau juga, karena dinas kesehatan yang mengusulkan, beliau belum ada laporan kepada saya,” terangnya.

Dapur MBG di Garut Ditutup Sementara Usai Ratusan Siswa Keracunan

Saat ini proses penanganan kasus dugaan keracunan MBG tinggal menunggu hasil uji laboratorium, sedangkan siswa yang menjadi korban keracunan sudah tertangani dan beraktivitas kembali.

Kegiatan SPPG di daerah itu, kata Sekda, tidak ada penutupan sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto, meski sebelumnya ada pergantian dengan menu makanan kering.

Adapun target SPPG di Garut sebanyak 299 lokasi, dan berapa banyak yang sudah aktif, belum dicek kembali karena setiap pekan bertambah.

“Yang sudah aktivasi karena setiap minggu itu bertambah lagi, jadi saya belum cek perkembangan yang ada,” ucapnya.

BGN Ancam Pidanakan SPPG Terbukti Langgar SOP MBG

Sebelumnya Dinkes Garut mendeteksi jumlah korban yang mengalami gejala keracunan sebanyak 657 orang, 19 orang di antaranya dirawat dan saat ini semuanya sudah sehat.

Kejadian itu berawal dari sejumlah siswa yang mengeluhkan sakit seperti pusing, mual, dan muntah-muntah setelah menyantap makanan yang disajikan di sekolahnya yakni MA Maarif Cilageni, SMA Siti Aisyah, dan SMP Siti Aisyah, kemudian SDN 2 Mandalasari di Kecamatan Kadungora pada Selasa, 16 September 2025.

Kondisi siswa tersebut semakin parah, kemudian dilakukan pemeriksaan kesehatan, Rabu, 18 September 2025 sampai akhirnya mulai bermunculan siswa dengan mengeluhkan sakit yang sama ke puskesmas.

Jurnalis: Anta
Editor: Ulfa Puspa