Memprihatinkan, Disdikpora Sebut 2.500 Ruang Kelas SD di Cianjur Rusak Berat

Cianjur, LINGKAR – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Cianjur, Jawa Barat, mengungkapkan sekitar 2.500 ruang kelas Sekolah Dasar (SD) mengalami kerusakan berat. Selain itu, ribuan ruang kelas lainnya mengalami kerusakan sedang dan ringan. Berbagai langkah pun diambil untuk mengurangi dampak dari kondisi ini.

Kepala Bidang Sekolah Dasar Disdikpora Cianjur, Arifin, mengungkapkan bahwa sejak 2022, pihaknya telah melakukan pendataan terhadap bangunan sekolah yang mengalami kerusakan. Dari hasil pendataan tersebut, tercatat ada 1.500 ruang kelas dengan kondisi rusak sedang dan 2.000 lainnya rusak ringan.

“Angka ini diperkirakan akan terus bertambah setiap tahun, karena banyak sekolah yang belum mendapatkan perbaikan. Sementara, anggaran yang tersedia sangat terbatas, sehingga kami harus menerapkan skala prioritas,” jelas Arifin, Senin (9/9).

Selain itu, Cianjur juga menghadapi kekurangan sekitar 1.100 ruang kelas baru, akibat peningkatan jumlah siswa yang terus bertambah setiap tahunnya. Saat ini, terdapat sekitar 250 ribu siswa SD, baik di sekolah negeri maupun swasta di seluruh Cianjur.

Situasi ini menyebabkan beberapa sekolah harus berimprovisasi. Misalnya, di SDN Sukaluyu 1, ruangan bekas kantor digunakan sebagai ruang belajar untuk kelas II karena terbatasnya jumlah kelas yang tersedia.

“Karena jam belajar dilakukan serentak, pihak sekolah harus menggunakan ruang bekas kantor untuk mengakomodasi siswa. Seharusnya, kelas I dan II menggunakan kelas paralel, namun harus bergiliran antara pagi dan siang,” ungkap Arifin.

Untuk mengatasi permasalahan ini, sejak tahun lalu, Disdikpora telah merenovasi 87 ruang kelas menggunakan anggaran Dana Alokasi Umum (DAU), di mana satu ruang kelas memakan biaya sekitar Rp100 juta. Selain itu, bantuan juga datang dari Corporate Social Responsibility (CSR), seperti di wilayah Cibeber, di mana Institut Teknologi Bandung (ITB) membantu membangun dua ruang kelas.

“Kementerian PUPR juga berencana membangun kelas baru di 32 SD di Cianjur, termasuk SDN Sukaluyu 1 yang akan menjadi salah satu penerima bantuan tersebut,” tambahnya.

Arifin menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya mengajukan bantuan ke pemerintah provinsi, pusat, dan berbagai pihak swasta untuk memperbaiki bangunan sekolah yang rusak. Hal ini dilakukan mengingat keterbatasan anggaran dari APBD Cianjur yang masih jauh dari cukup untuk menyelesaikan masalah tersebut. (RARA – LINGKAR)