Antisipasi Masalah Kesehatan saat Pemilu 2024, Dinkes Jabar Diminta Kuatkan Koordinasi

BANDUNG, Lingkar.newsPemerintah Provinsi Jawa Barat memastikan bisa mengantisipasi bencana dan masalah kesehatan saat pemilihan umum (pemilu) 2024.

Terkait masalah kesehatan, Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Machmudin mengambil pelajaran dari Pemilu 2019 dimana banyak petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang jatuh sakit bahkan meninggal saat bertugas.

Oleh karena itu, Bey meminta Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat untuk memperkuat koordinasi dengan fasilitas kesehatan sampai tingkat Puskesmas.

“Jadi, seluruh Puskesmas di Jabar harus tetap buka dan bersiaga,” ujarnya

Sementara terkait antisipasi kebencanaan, Pemprov Jabar memulainya dengan apel kesiapsiagaan bencana saat Pemilu 2024 dan simulasi penanganan berbagai kemungkinan di depan Gedung Sate Bandung pada Jumat, 2 Februari 2024.

“Seperti pemasangan tenda, pengamanan di air dan medan terjal. Itu untuk meningkatkan kemampuan anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) saat bertugas agar semua bisa diantisipasi dulu,” katanya.

Bey menjelaskan, antisipasi kebencanaan pemilu itu karena ada prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa puncak musim hujan ekstrem terjadi pada Februari dan Maret 2024.

“Ini perlu diantisipasi, karena Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah pemilih paling banyak, yakni 35,7 juta pemilih, yang tersebar di 140.457 tempat pemungutan suara ( TPS),” tuturnya.

Menurut Bey, antisipasi kebencanaan saat pemilu tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi semua unsur pentahelix kebencanaan, termasuk TNI dan Polri, masyarakat, dunia usaha, media, dan perguruan tinggi.

Selain itu, Komisi Pemilihan Umum sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pemilu dipandang perlu melakukan pemetaan terhadap TPS-TPS yang berada di daerah rawan bencana, sehingga dapat dilakukan mitigasi.

“Tadi saya sampaikan kepada KPU mohon agar anggota KPPS di setiap TPS diberikan kewenangan penuh jika terjadi bencana untuk melakukan tindakan yang harus diambil, jadi tidak perlu menunggu lama lagi untuk mengambil tindakan yang dilakukan,” terangnya.

Adapun TPS yang paling rawan bencana, kata Bey, itu ada di Kabupaten Bogor. Meski demikian semua daerah harus tetap mengantisipasi berbagai kemungkinan.

Sementara berdasarkan data BPBD Jabar, ada sekitar 5.000 TPS rawan yang tersebar di 1.800 desa.

“Jangan sampai lengah, misalnya disebut Kabupaten Bogor ya yang rawan, tapi semuanya harus tetap siap siaga,” ucapnya.

Pihaknya menambahkan, sekitar 1.800 personel dari BPBD dan relawan, di luar personel TNI dan Polri juga disiapkan untuk antisipasi kebencanaan saat pemilu. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)