Pakar: Permintaan Maaf Jokowi adalah Siasat di Akhir Jabatan

Jakarta, Lingkar.news – Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Kunto Adi Wibowo menilai permintaan maaf yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan strategi jitu untuk bisa mengembalikan tingkat kesukaan atau favoritisme terhadap dirinya, menjelang akhir masa jabatan.

Dia memandang akhir-akhir ini banyak yang mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo, khususnya mengenai dinamika kepindahan ibu kota dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Maka dia mencermati  komunikasi politik yang dilakukan Jokowi adalah jenius.

“Karena dengan permintaan maaf, tapi tidak spesifik meminta maaf karena apa, salahnya karena apa, membuat penerimaan Pak Jokowi menjadi lebih tinggi,” kata Kunto saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (3/8).

Menurutnya permintaan maaf yang disampaikan oleh Presiden Ke-7 Republik Indonesia itu paling tidak bisa menetralisir kritik-kritik tersebut. Dengan kerendahan hati dan kemauan meminta maaf, akan membuat penilaian kepribadian terhadap Jokowi menjadi baik.

Walaupun demikian, dia menilai bahwa permintaan maaf itu bukan hanya pribadi Jokowi saja, melainkan juga mewakili pemerintahan selama 10 tahun terakhir. Permintaan maaf itu pun ditujukan khususnya kepada konstituennya yang telah memilihnya dalam Pemilu 2024.

“Permintaan maaf, tanpa kemudian melakukan semacam ‘oke saya minta maaf, ke depannya saya akan begini-begini’, ya agak percuma juga begitu,” kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memohon maaf atas segala salah dan khilaf dalam menjalankan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia, yang diungkapkan saat acara Dzikir dan Doa Kebangsaan di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/8) malam.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi juga mengatasnamakan Wakil Presiden Ma’ruf Amin untuk memohon maaf di hadapan ribuan undangan pada acara pembuka yang memulai rangkaian kegiatan Bulan Kemerdekaan menjelang HUT ke-79 RI tersebut.

“Bapak Wakil Presiden, Bapak-Ibu sekalian, Saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air, dalam kesempatan yang baik ini, di hari pertama bulan Kemerdekaan, bulan Agustus, dengan segenap kesungguhan dan kerendahan hati, izinkan lah saya dan Profesor K.H. Ma’ruf Amin ingin memohon maaf yang sedalam-dalamnya atas segala salah dan khilaf selama ini, khususnya selama kami berdua menjalankan amanah sebagai Presiden Republik Indonesia dan sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia,” kata Presiden Jokowi. (rara-lingkar.news)