Indonesia Impor Beras Ratusan Ribu Ton, Ini Fakta-Fakta Sebenarnya

JAKARTA, Lingkar.news – Sebanyak ratusan ribu ton beras impor mulai bertahap datang ke Indonesia. Ada yang datang dari Vietnam, Pakistan, dan Thailand. Impor beras tersebut bertujuan untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP).

Stok beras Bulog tercatat sebanyak 594.856 ton, yang terdiri atas 168.283 ton (28,29 persen) beras komersial dan 426.573 (71.71 persen) stok CBP hingga 21 November lalu. Sampai akhir tahun diperkirakan hanya tertinggal 200 ribu ton.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, pemerintah Indonesia harus mengimpor beras sebanyak 500 ribu ton dari luar negeri.

Bank Dunia Sebut Harga Beras di Indonesia Paling Mahal se-ASEAN

“Kalau Bulog bisa beli di dalam negeri, ada berasnya, tentu nggak usah masuk barang (impor). Tapi kalau nggak ada, ya nggak mungkin kita impor,” kata Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Keputusan impor beras itu telah diputuskan melalui Rapat Terbatas (Ratas) yang dipimpin oleh Presiden Jokowi. Berikut ini fakta-fakta terkait kebijakan impor beras yang telah dirangkum, yaitu:

1. 3 tahun tak impor

Berdasarkan catatan Perum Bulog, impor beras untuk CBP ini baru saja dilakukan tahun ini setelah 3 tahun tidak melakukan impor.

Sedangkan impor beras CBP dilakukan terakhir pada tahun 2018 silam yakni sebanyak 1,77 juta ton.

2. Impor 200 ribu ton dari 3 negara

Perum Bulog telah mengimpor beras sebanyak 200 ribu ton dari Thailand, Vietnam, dan Pakistan. Seluruh beras itu, nantinya akan sampai di Indonesia pada 24 Desember 2022 mendatang.

Tahap pertama beras sebanyak 5 ribu ton dari Vietnam sampai pada Jumat, 16 Desember 2022 di Pelabuhan Tanjung Priok.

Tahap kedua, beras datang sebanyak 5 ribu ton dari Thailand pada Jumat, 16 Desember 2022 di Pelabuhan Merak.

3. Rencana impor tahun depan

Mengingat izin impor sebanyak 500 ribu ton untuk pengadaan CBP, maka sisa impor 300 ribu ton. Sebanyak 300 ribu ton beras itu ditargetkan masuk ke Indonesia pada awal tahun 2023.

Di mana tahun depan, impor beras itu akan didatangkan dari Myanmar, India, Thailand, Vietnam, dan Pakistan.

4. Pengusaha akui stok menipis

Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso mengungkapkan tentang stok beras yang kritis di penggilingan hingga masyarakat. Menurutnya, stok masih ada meski tidak cukup untuk cadangan nasional.

5. Jabar dan Jatim tolak impor beras

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Dadang Hidayat mengungkapkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi gabah kering giling mencapai 2,7 ton pada September-Desember 2022. Maka produksi ini, lanjutnya, setara dengan 1,56 juta ton beras.

Data ini pun disandingkan dengan jumlah penduduk Jawa Barat 2020 sebanyak 49,93 juta orang dengan tingkat konsumsi beras menurut Dusenas DKPP Jawa Barat adalah 1,38 juta ton. Maka artinya, produksi beras di Jabar masih berlebih.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur (Jatim) Hadi Sulistyo mengungkapkan, jika impor beras dilakukan maka harga beras produksi dalam negeri harganya otomatis akan merosot. (Lingkar Network | Lingkar.news)