Indonesia Berpotensi Ciptakan 760 Ribu Lapangan Kerja Hijau di Sektor EBT

JAKARTA, Lingkar.news – Pemerintah Indonesia berpotensi menciptakan 760 ribu lapangan kerja hijau atau green jobs dari pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) dalam 10 tahun ke depan, sebagaimana tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) Periode 2025-2034.

“Saya harapkan nanti di sektor akademisi, mempersiapkan SDM yang bisa bekerja di sektor nuklir, di sektor hidro, sampah, surya, panas bumi, pumped storage, angin, biomassa, biogas, dan laut,” kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi dalam diskusi di Jakarta, Rabu, 18 Juni 2025.

Secara spesifik, tenaga surya diperkirakan menyumbang paling banyak, dengan 348.057 pekerjaan. Peluang lainnya meliputi 94.195 pekerjaan dari pumped storage, 68.193 dari sistem penyimpanan energi baterai (BESS), 58.938 dari energi angin, dan 42.700 dari panas bumi.

Untuk sepuluh tahun ke depan, diperkirakan akan ada kebutuhan 485.000 green jobs selama tahap prakonstruksi dan konstruksi, 31.000 pekerjaan untuk operasi dan pemeliharaan, serta 243.000 pekerjaan di sektor manufaktur EBT.

Pemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 GW hingga 2034 melalui RUPTL 2025-2034. Sekitar 76 persen dari kapasitas ini akan berasal dari energi baru terbarukan (EBT) serta sistem penyimpanan energi seperti baterai dan pumped storage.

Dalam lima tahun pertama, direncanakan pembangunan pembangkit sebesar 27,9 GW. Rinciannya mencakup 9,2 GW dari pembangkit berbahan bakar gas, 12,2 GW dari EBT, 3 GW untuk sistem penyimpanan, dan 3,5 GW dari pembangkit batu bara yang sedang dalam tahap akhir konstruksi.

Memasuki lima tahun kedua, fokus akan bergeser secara signifikan ke EBT dan penyimpanan energi, dengan target 37,7 GW atau 90 persen dari total kapasitas yang direncanakan. Sisanya, sebesar 3,9 GW, masih akan berasal dari pembangkit berbasis fosil seperti batu bara dan gas.

Jenis pembangkit EBT yang akan dikembangkan meliputi tenaga surya (17,1 GW), angin (7,2 GW), panas bumi (5,2 GW), hidro (11,7 GW), dan bioenergi (0,9 GW).

Energi nuklir juga akan mulai diperkenalkan dengan pembangunan dua reaktor kecil berkapasitas 250 MW masing-masing di Sumatera dan Kalimantan.

Secara keseluruhan, RUPTL PLN ini membuka peluang investasi senilai Rp 2.967,4 triliun.

Dana ini akan dialokasikan untuk pembangunan pembangkit, jaringan transmisi, distribusi, dan program kelistrikan desa.

Jurnalis: Antara
Editor: Rosyid