Gerindra Masih Berencana Duetkan Anies-Kaesang di Pilgub Jakarta

Jakarta, Lingkar.news – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menyampaikan bahwa partai-nya masih menunggu untuk menduetkan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep di Pilgub Jakarta 2024.

“Apakah nanti akan mendorong Anies-Kaesang atau seperti apa? Kami menunggu saja Partai Gerindra. Kami juga dalam proses sedang mencari sosok yang tepat sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur,” kata dia di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/7).

Ia mengakui bahwa Gerindra tidak memiliki perolehan suara yang cukup untuk memajukan calon sendiri sehingga keputusan untuk menunggu tersebut dilakukan.

“Oleh karena itu, kami akan terus membicarakan berbagai skema, berbagai kemungkinan dengan partai-partai politik lain, terutama teman-teman Koalisi Indonesia Maju (KIM),” ujarnya.

Selain itu, ia mengatakan bahwa di internal KIM juga masih terus dibicarakan berbagai macam kemungkinan untuk Pilkada Jakarta.

KIM merupakan koalisi saat Pemilu 2024 yang mendukung pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Sejumlah partai yang tergabung dalam KIM adalah Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, hingga PSI.

“Kita lihat nantilah ya. Mungkin seminggu, dua minggu ini. Semoga semakin jelas arahnya,” ucapnya.

Adapun ia mengaku mengetahui pertemuan Ketua Umum PSI Kaesang dengan pimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Senin (8/7) dan kaitannya dengan Pilkada Jakarta.

“Saya enggak monitor ya, tetapi kalau saya lihat dari media ya tentu pertemuan kemarin juga membicarakan soal kemungkinan skema calon gubernur dan calon wakil gubernur. Ya tidak apa-apa, kami saling menerima masukan, saling update, saling diskusi yang terbaik seperti apa,” jelasnya.

Sementara itu, ia mengapresiasi pertemuan Kaesang dengan pimpinan PKS tersebut.

“Itulah potret politisi Indonesia yang memang kami ini bisa berkonflik sesaat, bisa berbeda pendapat, tetapi kemudian karena ada semangat yang sama untuk mengabdi kepada bangsa dan negara, kami bertemu kembali, bisa saling akrab. Itu yang paling penting dari pertemuan tersebut,” ujarnya. (rara-lingkar.news)