DPRD Pati Sukarno Nilai Jawaban Gubernur Ganjar Tak Etis terkait Macet Juwana

PATI, Lingkar.news Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, M Nur Sukarno, turut mengomentari jawaban nyeleneh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kepada wartawan Lingkar saat ditanya soal kemacetan di Pantura Juwana, Kabupaten Pati.

Sebagai seorang pejabat, Sukarno sapaan akrabnya, menilai apa yang diucapkan oleh Ganjar ini tidak pantas. Jika dalam keadaan capek sekalipun, tidak sepantasnya menyebut seorang awak media yang bertanya soal macet malah disebut, “Mediamu ae ora cetho.” (Mediamu saja tidak jelas).

Sukarno yang adalah seorang politisi dari Partai Golkar ini juga menyebut apa yang ditanyakan oleh jurnalis tersebut sudah tepat. Karena macet Juwana-Batanganmenyangkut hajat hidup orang banyak dan ditanyakan langsung kepada orang yang berwenang, yakini Gubernur Ganjar.

“Kalau saya lihat secara normatif itu tidak etis. Kalaupun dia capek atau emosi ya jangan seperti itu. Apalagi pertanyaannya menyangkut kepentingan publik, kalau tidak tahu ya menjawabnya harus bijak,” tegas Sukarno.

Anggota dari Komisi B DPRD Pati ini juga khawatir, jika nantinya Ganjar terpilih menjadi presiden, kata-kata demikian akan kembali dilontarkan. Ia juga tak memungkiri elektabilitas Ganjar sebagai calon penerus Presiden Jokowi sangatlah kuat.

“Kalau dinilai dari profilnya untuk maju presiden memang dia meyakinkan. Jadi janganlah berkata seperti itu,” tegurnya.

Selain ucapan yang terkesan menghina tersebut, Sukarno juga sangat menyayangkan selama kepemimpinan Ganjar, bidang infrastruktur di kawasan Muria Raya seakan terabaikan.

Terkhusus kondisi jalan rusak Juwana-Batangan yang sudah bertahun-tahun. Sehingga dirinya berharap, perkataan yang tidak etis dari Gubernur saat ditanya soal kebijakan publik seperti apa yang telah diucapkan Ganjar tidak terulang lagi.

“Untuk infrastruktur di Jawa Tengah, khususnya Kudus ke timur ini kurang diperhatikan. Padahal di Jawa Tengah ke selatan ini infrastruktur sangat bagus. Misalkan jalan Pantura itu, pembangunan bertahun-tahun tidak selesai,” tandasnya.

Sukarno berharap perkataan yang tidak etis dari seorang pemimpin daerah seperti apa yang telah diucapkan Ganjar tidak kembali tercetus, karena termasuk merendahkan perusahaan media tempat jurnalis itu bekerja.

Sebelumnya, orang nomor satu di Jateng itu ditanya oleh wartawan Lingkar Media Group terkait penanganan macet di Juwana, Pati. Alih-alih menjawab, Ganjar justru diduga menghina wartawan Lingkar dengan menyebutnya sebagai media yang tidak jelas.

Dalam momen tersebut, reporter Lingkar TV bersama awak media yang lain telah menunggu untuk bisa wawancara dengan Gubernur Ganjar, usai pemusnahan rokok ilegal di halaman Kantor Gubernur, pada Selasa, 31 Januari 2023.

Pertanyaan reporter Lingkar TV adalah mengenai solusi penanganan macet Juwana akibat pembangunan jembatan dan perbaikan jalan yang berlarut-larut.

Alih-alih dijawab sesuai konteks pertanyaan, Ganjar malah menjawab, “Persmu opo? Mediamu opo?” Yang langsung dijawab oleh reporter Lingkar dengan jelas bahwa ia berasal dari Lingkar.

Sayangnya setelah mendapat jawaban “Lingkar”, Ganjar tidak menjawab pertanyaan esensial yang telah ditujukan kepadanya, malah melakukan penghinaan dengan mengatakan, “Mediamu ae ora cetho! (Mediamu saja tidak jelas!)” dengan mengacungkan jari kepada wartawan Lingkar.

Menyikapi pelecehan verbal kepada Lingkar Media Group yang telah jelas legalitasnya, jelas produk medianya, dan jelas pemberitaannya, maka Komisaris Utama Lingkar Media Grup, Agus Sunarko, S.STP., MSi, terjun langsung untuk melakukan pembelaan.

“Saya meyakini, ini adalah pembunuhan karakter yang dilakukan oleh pejabat negara kepada Lingkar Media Group dengan penyebutan ‘Media Ora Cetho’ sehingga berpengaruh kepada lini bisnis Lingkar Media Group yang selama ini menggaji puluhan karyawan tanpa pernah meminta uang kepada Ganjar! Selain itu, sebagai pengusaha yang memiliki perusahaan pers dan sudah berdiri tiga tahun lamanya, kami sudah sangat jelas legalitasnya, sesuai perundang-undangan yang berlaku dan kami selalu memedomi UUD 1945 pasal 28 dan juga UU Pers sebagai payung hukum dalam kegiatan jurnalistik yang kami lakukan!,” tegas Agus Sunarko, SSTP., MSi.

Karena itu, sebagai pimpinan perusahaan yang mengayomi banyak karyawan di bawahnya, ia bergerak melawan dengan melayangkan somasi kepada Ganjar Pranowo.

Dalam somasi tersebut, ia meminta Gubernur Ganjar memberikan klarifikasi dan meminta maaf atas penghinaan yang ditujukan kepada Lingkar Media Group.

Namun, apabila dalam waktu 3×24 jam sejak diterimanya surat tersebut Gubernur Ganjar tidak/belum memberikan klarifikasi dan meminta maaf, maka Agus Sunarko akan membawa permasalahan tersebut ke Aparat Penegak Hukum (APH) dan Direktorat Pengawasan Kinerja Gubernur.

“Tidak etis seorang pejabat, yang bagaikan ikan di dalam akuarium, memberikan jawaban seperti itu kepada awak media ketika bertanya soal permasalahan yang memang dikeluhkan banyak orang. Ini sudah menyangkut hajat hidup orang banyak, karena yang dirugikan bukan hanya pengguna jalan, tapi juga warga sekitar. Nah, kami mau tanya solusi macet, kok malah dijawab media ora cetho, kui pie? Di mana letak ora cethone?” geramnya.

Karena itu, sebagai bentuk kesungguhan Agus Sunarko memperjuangkan kepentingan umum yakni akses jalan utama Pati-Rembang yang merupakan jalan pantura aktif, juga untuk menegakkan harga diri Lingkar sebagai perusahaan pers yang lengkap legalitasnya, ia akan melaporkan Ganjar ke APH dan Direktorat Pengawasan Kinerja Gubernur, jika dalam waktu 3×24 jam Ganjar tidak segera meminta maaf. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Koran Lingkar)