CIANJUR, Lingkar.news – Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Sudirman Said menilai, penanganan setelah gempa Cianjur di Jawa Barat masih perlu dilakukan bersama secara nasional, karena berbagai kendala yang terjadi di lapangan termasuk lokasi yang berjauhan membuat pemulihan terlambat.
“Penanganan gempa Cianjur harus dilakukan bersama secara nasional mulai dari pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten serta organisasi kemanusiaan, karena pemulihan banyak terhambat seperti pembersihan puing rumah masih terkendala tenaga dan alat berat agar warga dapat kembali ke rumah,” katanya di Cianjur, pada Senin, 26 Desember 2022.
Satu bulan setelah gempa magnitudo 5,6 yang menyebabkan puluhan ribu rumah rusak, membuat warga korban gempa tinggal di posko pengungsian dan tenda darurat yang dibangun mandiri, sehingga saat ini mereka berharap mendapat hunian darurat sambil menunggu bantuan pembangunan dari pemerintah.
BKKBN Sarankan Bantuan Korban Gempa Cianjur berupa Makanan Sehat
Namun, hal tersebut terkendala dengan puing rumah yang masih berserakan, ditambah minimnya lahan untuk mendirikan hunian darurat, sehingga pembersihan puing harus segera dilakukan bersama berbagai kalangan, seperti di sejumlah lokasi yang sudah dibersihkan TNI/Polri.
“Situasi akibat gempa tidak ringan, ditambah lokasi terdampak tersebar sehingga banyak puing bangunan, hingga ketersediaan lahan hunian darurat yang terbatas. Ini perlu perhatian nasional tetap harus diberikan karena level kerusakannya lumayan parah dan progres pemulihan yang lambat akibat berbagai kendala,” jelasnya.
Pihaknya menilai, dengan lambatnya penanganan bangunan yang ambruk akan berdampak lamanya korban gempa tinggal di posko pengungsian, untuk membantu mempercepat proses pembersihan butuh campur tangan pemerintah secara nasional mulai dari TNI/Polri, kementerian dan dinas terkait.
Diduga Selewengkan Donasi Gempa, Bupati Cianjur Dilaporkan ke KPK
“Rumah hunian darurat yang aman dan kuat harus diprioritaskan di masa pemulihan sampai hunian tetap rampung. Kami mengajak semua pihak untuk bisa membangun hunian tersebut, agar semua pengungsi dapat tinggal di tempat yang lebih baik bukan di dalam tenda untuk sementara waktu,” tuturnya.
Sekjen PMI menambahkan, sampai hari ke-34 setelah gempa, PMI sudah membangun 150 hunian darurat di sejumlah desa terdampak mulai dari Kecamatan Pacet, Cugenang, dan Cianjur.
Permintaan dari warga untuk dibangunkan hunian darurat terus bertambah, namun terkendala lahan terutama yang ingin dibangun di bekas rumah mereka yang ambruk. (Lingkar Network | Koran Lingkar)