JAKARTA, Lingkar.news – Harga beras di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) meroket di tengah gencarnya pemerintah mewujudkan kedaulatan dan kemandirian pangan.
Menanggapi hal itu, Anggota DPD RI Stefanus BAN Liow mengaku terusik dan prihatin dengan melonjaknya harga beras di Sulut.
Senator Dapil Sulawesi Utara itu pun bergerak dan langsung menghubungi Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Bulog untuk mengintervensi kenaikan harga tersebut.
Stefanus meminta Bapanas untuk segera menyalurkan beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).
“Permintaan tertulis kepada Kepala Bapanas akan saya sampaikan hari ini juga,” kata Senator Stefanus Liow di Jakarta pada Jumat, 11 Juli 2025.
Sedangkan kepada pihak Bulog, Stefanus menghubungi Direksi Pimpinan Bulog Wilayah SulutGo Ermin Tora.
Ia pun mengaku bangga karena Ermin Tora menyampaikan bahwa dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga beras di Sulut, telah melakukan operasi pasar mulai Kamis, 10 Juli 2025 kemarin.
Menurut Ermin, Bulog bersama Pemprov, dinas terkait, dan Satgas Pangan melakukan Gerakan Pangan Murah (GPM) menjual beras SPHP dengan harga di bawah HET.
Hari ini, lanjut Stefanus, GPM dilaksanakan di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), lalu hari Sabtu, besok, di Kota Manado.
Menurut, Ermin Tora terus berkoordinasi dengan Pemda Kab/Kota se Sulawesi Utara untuk melaksanakan GPM.
Selain itu, Bulog juga mempersiapkan penyaluran bantuan pangan beras kepada keluarga penerima di daerah Nyiur Melambai ini, yang dalam waktu dekat akan segera disalurkan ke masyarakat penerima.
Stok beras di Bulog SulutGo saat ini juga cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga Desember 2025.
Meski demikian, Stefanus meminta Bulog untuk terus menginformasikan secara terbuka kepada publik. Demikian juga pemerintah desa/kelurahan menyampaikan kepada publik akan penyaluran beras.
“Saya juga minta supaya Bulog menambah lokasi GPM sampai kepulauan dan pelosok-pelosok Sulut,” ujar pria familiar yang juga Ketua DPD Apdesi Sulut ini.
Fenomema kelangkaan beras di Sulawesi Utara mulai terjadi sekitar awal bulan Juni lalu.
Ritel-ritel seperti Alfamart dan Indomaret serta Alfa Midi pun kerap mengalami kekosongan stok akhir-akhir ini.
Sementara di pasar-pasar tradisional maupun warung-warung terjadi kelangkaan yang mengakibatkan harga per kilogram berangsur-angsur naik sehingga kini tembus pada angka sekitaran Rp 1.580 sampai Rp 17 ribu per kilogram untuk beras kelas bawah.
Sumber: JMSI Network
Editor: Rosyid