SURABAYA, Lingkar.news – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU), Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), menolak mundur dari jabatan yang diembannya meski tengah muncul dinamika internal di tubuh organisasi.
Pernyataan itu disampaikan Gus Yahya setelah rapat koordinasi dengan sejumlah PWNU di Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu dini hari, 23 November 2025.
“Masa amanah yang saya terima dari Muktamar Ke-34 berlaku selama lima tahun dan akan dijalankan secara penuh,” katanya.
Gus Yahya juga membantah telah menerima surat resmi apa pun terkait isu internal, termasuk dokumen yang diklaim sebagai risalah rapat harian Syuriyah yang disebut meminta dirinya mundur.
Ia meminta seluruh pihak memeriksa keabsahan dokumen-dokumen yang beredar, termasuk memastikan tanda tangan digital yang digunakan dalam administrasi organisasi.
Lebih lanjut, Gus Yahya menegaskan Syuriyah PBNU tidak memiliki kewenangan untuk memberhentikan ketua umum maupun pejabat struktural lainnya. Meski begitu, ia tetap membuka ruang rekonsiliasi demi kemaslahatan organisasi.
“Saya sudah menjalin komunikasi dengan jajaran Syuriyah. Saya berharap rekonsiliasi internal dapat segera diwujudkan,” ujarnya.
Menanggapi tuduhan publik, termasuk rumor mengenai aliran dana ratusan miliar, ia menegaskan tidak akan mengambil keputusan tanpa data dan bukti jelas, serta menolak menanggapi isu yang tidak berdasar.
Hari ini, Gus Yahya dijadwalkan bertemu para ulama untuk meminta nasihat dan doa dalam menjaga keutuhan PBNU.
Jurnalis: Ant
Editor: Rosyid