Waspada! BMKG Sebut Ada Dua Potensi Gempa di Garut

GARUT, Lingkar.news – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap adanya dua potensi gempa bumi di Sesar Garsela dan subduksi di laut Kabupaten Garut, Jawa Barat.

BMKG meminta kepada masyarakat dan pemerintah untuk mewaspadai potensi gempa tersebut guna menghindari risiko besar yang mungkin terjadi.

“Ada dua potensi, yang satu dari selatan yang kita namakan subduksi yang dari laut, yang masyarakat mengenal sebagai megathrust. Yang kedua adalah sesar darat yang ada di bawah kita, yang tadi disampaikan (Sesar Garsela),” ucap Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung BMKG Teguh Rahayu saat acara Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami di Sekretariat Daerah Pemkab Garut, pada Rabu, 29 Mei 2024.

Teguh Rahayu menuturkan dua potensi gempa laut dan darat itu selama ini masih aktif dan aktivitasnya sering kali mengakibatkan gempa bumi. Ia menyebutkan bahwa terakhir gempa dengan kekuatan magnitudo 6,2 terjadi di laut Garut pada 27 April 2024 lalu.

Menurutnya, setiap hari sejak Januari 2024, seluruh sesar gempa, termasuk yang ada di Garut, tercatat sudah menimbulkan gempa bumi sebanyak 600 kali di seluruh Jawa Barat.

“Dari Januari saja sampai sekarang kita sudah sekitar 600 (gempa) ya, iya di seluruh wilayah Jawa Barat dari semua potensi,” katanya.

Ia mengatakan khusus potensi gempa bumi di Garut, antara Sesar Garsela dengan subduksi memiliki tingkat risiko yang berbeda. Meski demikian, gempa darat dinilai memiliki dampak besar karena berada di bawah pemukiman penduduk.

“Itu berada di bawah kita, apalagi kalau kedalamannya dangkal dengan magnitudo besar, itu lebih berbahaya lagi,” ucapnya.

Menurut dia, adanya potensi gempa bumi dan tsunami di Garut itu menjadi perhatian BMKG untuk menggelar Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami bagi berbagai elemen masyarakat, yakni pemerintah daerah (pemda), TNI, Polri, media, sukarelawan bencana, dan masyarakat umum.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan seluruh elemen masyarakat Kabupaten Garut terhadap gempa bumi dan tsunami.

“Terutama dan juga kesiapan pemda yang ada di sini ketika terjadi gempa bumi dan tsunami, karena Garut merupakan wilayah yang berpotensi terjadi gempa bumi,” katanya.

Ia menegaskan peran BMKG yang selama ini melakukan analisa dan menginformasikan setiap kejadian gempa bumi dan tsunami tidak akan memberikan dampak apabila pemerintah dan masyarakat tidak menindaklanjutinya.

Menurutnya, perlu adanya koordinasi dan komunikasi yang cepat dan tepat guna melakukan tindakan lebih lanjut apabila ada kejadian gempa bumi dan potensi tsunami di daerah.

“Terutama untuk penguatan BMKG. BMKG tidak bisa berbuat apa-apa ketika menginformasikan jika BPBD atau pun stakeholder lainnya tidak menindaklanjuti. Kami hanya sekedar menginformasikan saja dan peringatan dini,” katanya.

Sementara itu, Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Garut, Budi Gan Gan Gumilar, berharap agar masyarakat memahami mitigasi bencana guna meminimalkan kerugian materi maupun jiwa.

“Ini untuk mengedukasi bagaimana kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami, pada prinsipnya edukasi ini, suksesnya itu, bagaimana beradaptasi terhadap potensi bencana,” ucap Budi. (Lingkar Network – Anta – Lingkar.news)