KABUPATEN BEKASI, Lingkar.news – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, Jawa Barat meminta para petani melakukan upaya pengendalian hama tikus di areal persawahan menjelang musim tanam awal tahun 2024. Salah satunya dengan metode gropyokan.
Pengendalian hama mulai dilakukan petani di Kabupaten Bekasi menyambut musim tanam padi, seperti yang dilakukan warga Kampung Pisangan Batu, Desa Kertamukti, Kecamatan Cibitung dengan berburu tikus atau gropyokan.
Camat Cibitung Encun, Sunarto, menjelaskan bahwa gropyokan tikus dilakukan warga dengan membongkar lubang-lubang aktif di sekitar areal persawahan yang dicurigai sebagai sarang tikus menggunakan peralatan cangkul dan kayu.
“Kami melakukan gropyokan hama tikus sebagai upaya menjaga kedaulatan pangan lewat sinergi antara pemerintah dengan para petani di Kecamatan Cibitung. Hama tikus ini salah satu ancaman serius, mengganggu tanaman padi yang akan ditanam oleh petani dan bisa menyebabkan kerugian para petani kita,” terangnya.
Dirinya berharap, pengendalian hama bisa mengurangi populasi tikus sehingga para petani di wilayah itu mampu meraih hasil panen maksimal pada musim tanam awal tahun ini, sehingga dapat meningkatkan taraf kesejahteraan mereka.
“Kita ingin para petani di Kecamatan Cibitung meraih hasil panen maksimal. Alhamdulillah dari hasil kegiatan ini juga cukup banyak tikus yang kita dapatkan, semoga berdampak pada kesuburan tanaman padi saat mulai tanam hingga panen nanti,” ujarnya.
Sementara itu Sub Koordinator Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Dodo Hadi Triwardoyo, mengatakan gerakan pengendalian hama tikus menjadi salah satu upaya penting menjaga hasil panen tetap produktif.
“Jadi selain ketersediaan air irigasi, pupuk, serta benih, pemberantasan hama juga menjadi faktor penting yang menentukan hasil produksi petani saat panen nanti,” ujar Dodo, di Cikarang, Sabtu, 27 Januari 2024.
Dodo mengaku pengendalian hama tikus menjadi bagian dari upaya meningkatkan produktivitas hasil panen untuk mengejar target produksi pertanian tahun ini melalui gerakan percepatan masa tanam.
“Target percepatan tanam diharapkan mampu mencapai indeks pertanaman (IP) 400 dan produksi rata-rata di atas enam ton dalam satu hektare serta 500 ribu ton lebih gabah kering guna menunjang ketahanan pangan nasional,” bebernya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)