BANDUNG, Lingkar.news – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberi peringatan kepada aparat desa peka agar lebih peka terhadap keluhan warganya. Hal ini berkaca dari kasus meninggalnya balita empat tahun bernama Raya di Kabupaten Sukabumi beberapa waktu lalu.
Pasalnya, kata dia, saat ini berbagai problem muncul di desa akibat tidak pekanya pamong desa terhadap urusan masyarakat.
“Kepala desa harus peka terhadap lingkungan, terbuka dengan keluhan warga. Berbagai problem yang muncul saat ini itu kan akibat tidak pekanya dengan urusan masyarakat. Saya contohkan kasus Raya, misalnya,” kata Dedi di Bandung, Rabu, 27 Agustus 2025.
Ia mengaku sempat bertemu dengan ayah dari Raya dan terungkap ternyata sang ayah adalah tukang pijit langganan kepala desa.
Karenanya Dedi heran kondisi keluarga tersebut, di mana sang ayah terkena bronchitis, kemudian sang ibu terjangkit TBC, serta Raya yang akhirnya memiliki masalah kesehatan tidak terbantu.
“Bapaknya Raya ternyata tukang pijitnya Pak Kades gitu loh, nah sekarang masa pijitin Pak Kades tiap hari dan bapaknya Raya itu kena bronchitis, kemudian ibunya kena TBC, kok enggak sampai diobatin,” ujarnya.
Dedi mengatakan, jikapun desa ternyata tidak memiliki anggaran untuk berobat, pemerintah provinsi membuka diri untuk mengambil alih pembiayaan.
“Sekarang kalau bicara tidak ada uang untuk berobat, kan saya sudah membuka diri. Udah (silakan) lapor gubernur nanti ditanganin, kan enggak akan ada masalah,” ucapnya.
Sebelumnya, balita Raya dibawa ke RSUD di Sukabumi pada 13 Juli 2025 karena menderita cacingan.
Saat dalam penanganan, tiba-tiba keluar cacing dari hidung balita tersebut.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Raya menderita askariasis, yakni infeksi akibat cacing Ascaris lumbricoides atau cacing gelang.
Ibu dari balita tersebut diduga mengalami masalah mental, sehingga kesulitan memberikan pengasuhan. Sementara itu, ayahnya menderita tuberkulosis (TB).
Selain itu, keluarga tidak memiliki kartu keluarga dan kepesertaan BPJS Kesehatan, sehingga tidak bisa mengakses layanan kesehatan. Balita tersebut kemudian meninggal pada 22 Juli 2025.
Jurnalis: Ant
Editor: Sekar S
