JAKARTA, Lingkar.news – Wakil Ketua Umum PBNU, Amin Said Husni menyerukan agar seluruh jajaran PBNU tetap berkonsentrasi menyelesaikan agenda organisasi dan tidak terseret dalam hiruk-pikuk tuduhan maupun polemik yang tengah mencuat.
Ia menuturkan bahwa imbauan tersebut sejalan dengan arahan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, yang meminta agar energi organisasi tidak terbuang hanya untuk menanggapi isu-isu yang berpotensi memperkeruh keadaan.
Amin menegaskan bahwa Ketua Umum dan Rais ‘Aam merupakan pemegang mandat hasil Muktamar. Karena itu, tidak ada forum di luar Muktamar Luar Biasa (MLB) yang memiliki kewenangan untuk mencabut mandat keduanya.
“Rapat atau permusyawaratan apa pun selain Muktamar tidak bisa memberhentikan Rais ‘Aam maupun Ketua Umum,” tegas Amin Said, di Jakarta, Selasa, 25 November 2025.
Ia menambahkan bahwa Rais ‘Aam pun tidak dapat menyelenggarakan MLB secara sepihak. Pelaksanaan MLB hanya dapat dilakukan bersama Ketua Umum PBNU, dan itupun melalui mekanisme ketat yang telah ditetapkan.
“Jadi tidak mudah. Ada mekanisme yang harus diikuti, dan semuanya jelas diatur dalam AD/ART,” kata Amin.
Masa khidmat kepengurusan PBNU yang berlangsung hingga Januari 2027, menurut Amin, seharusnya menjadi momentum untuk memaksimalkan penyelesaian program serta mempersiapkan Muktamar berikutnya. Ia menilai perdebatan dan konflik hanya akan merugikan organisasi.
“Untuk itu, jalan satu-satunya adalah islah sebagaimana nasihat ulama. Percuma memelihara perbedaan dan konflik. Malah hanya mendatangkan mudarat,” tandasnya.
Amin juga mengingatkan bahwa para kiai sejak dulu mewanti-wanti bahwa konflik yang dipelihara dapat membawa kesialan bagi pihak yang mengobarkannya.
“Bisa-bisa kena kualat,” ujarnya.
Ia berharap semua pihak dapat menahan diri dan meredakan ketegangan demi menjaga martabat organisasi serta memastikan kelancaran program strategis NU menjelang masa akhir kepengurusan.
